Operasi Petrus: Kisah Kelam Pemberantasan Premanisme di Era Soeharto

Jakarta, Indonesia – Nama Petrus mungkin tak lagi asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Namun, bagi generasi yang lebih muda, kisah di balik Operasi Petrus seringkali hanya menjadi sekadar legenda urban. Operasi Petrus, sebuah operasi pemberantasan premanisme yang dilakukan pada tahun 1982 di era pemerintahan Soeharto, merupakan babak kelam dalam sejarah Indonesia yang penuh kontroversi dan misteri.
Latar Belakang Operasi Petrus
Pada awal tahun 1980-an, Indonesia dilanda keresahan akibat maraknya aksi premanisme. Keamanan dan ketertiban masyarakat terancam oleh tindakan pemerasan, perampokan, dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok preman. Pemerintah Orde Baru, di bawah kepemimpinan Soeharto, melihat hal ini sebagai ancaman serius terhadap stabilitas negara.
Merespon situasi tersebut, Soeharto mengeluarkan perintah untuk melakukan operasi pemberantasan premanisme secara besar-besaran. Operasi ini dinamakan “Operasi Petrus,” yang merupakan singkatan dari “Peraturan Pemerintah untuk Pemberantasan Kejahatan.” Operasi ini melibatkan aparat keamanan dari berbagai instansi, termasuk militer, polisi, dan BIN (Badan Intelijen Negara).
Pelaksanaan Operasi Petrus: Aksi Tegas yang Menuai Kontroversi
Operasi Petrus dilaksanakan dengan cara yang sangat tegas dan cepat. Aparat keamanan melakukan penangkapan massal terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai preman. Penangkapan ini dilakukan tanpa melalui proses hukum yang jelas, dan banyak laporan mengenai pelanggaran HAM yang terjadi selama operasi berlangsung.
Korban Operasi Petrus diperkirakan mencapai ribuan orang. Mereka dibawa ke Cililitan, sebuah kompleks perumahan di Jakarta Timur, untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Namun, nasib mereka selanjutnya menjadi misteri. Banyak yang dilaporkan tewas dan jenazahnya dibuang ke laut atau di tempat-tempat terpencil.
Kontroversi dan Dampak Operasi Petrus
Operasi Petrus menuai banyak kontroversi. Banyak pihak yang mengkritik cara pelaksanaan operasi yang dianggap melanggar HAM. Muncul pula tuduhan bahwa Operasi Petrus digunakan sebagai alat politik untuk menyingkirkan lawan-lawan Soeharto. Selain itu, operasi ini juga menimbulkan ketakutan dan kecemasan di kalangan masyarakat.
Meskipun demikian, Operasi Petrus juga dianggap berhasil menekan aksi premanisme di Indonesia. Keamanan dan ketertiban masyarakat meningkat, dan investasi asing pun mulai masuk ke Indonesia. Namun, keberhasilan ini tidak dapat menghapus catatan kelam mengenai pelanggaran HAM yang terjadi selama operasi berlangsung.
Warisan Operasi Petrus
Hingga saat ini, Operasi Petrus masih menjadi topik perdebatan di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak keluarga korban yang masih mencari keadilan dan kejelasan mengenai nasib orang-orang yang hilang selama operasi tersebut. Operasi Petrus menjadi pengingat bagi kita tentang pentingnya menegakkan supremasi hukum dan menghormati HAM dalam setiap tindakan penegakan hukum.
Kisah Operasi Petrus adalah cermin dari sejarah panjang Indonesia yang penuh dengan tantangan dan kontroversi. Memahami sejarah ini penting agar kita tidak mengulangi kesalahan di masa lalu dan membangun negara yang lebih adil dan demokratis.