Prabowo Ungkap Asumsi Makro RAPBN 2026: Pertumbuhan Ekonomi 5,2-5,8% dan Defisit Fiskal Terkendali
2025-07-24
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5293526/original/014375000_1753333768-20250724-Peluncuran_Logo-ISTkris_4.jpg)
Liputan6
Jakarta – Menjelang penyampaian Nota Keuangan pada 15 Agustus mendatang, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan membacakan asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Keputusan penting ini menyusul persetujuan postur RAPBN dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Lalu, apa saja asumsi makro yang akan diumumkan? Mari kita simak rinciannya!
Pertumbuhan Ekonomi yang Optimis
Salah satu poin utama yang akan disampaikan adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi. DPR telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5,2% hingga 5,8% untuk tahun 2026. Angka ini mencerminkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional dan dampaknya terhadap berbagai sektor. Pertumbuhan ini diharapkan didukung oleh berbagai faktor, termasuk investasi, konsumsi domestik, dan peningkatan ekspor.Defisit Fiskal yang Terjaga
Selain pertumbuhan ekonomi, stabilitas fiskal juga menjadi perhatian utama. DPR juga menetapkan batas defisit fiskal di bawah 2,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pengendalian defisit fiskal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Pemerintah akan berupaya untuk menyeimbangkan antara kebutuhan anggaran dan pengelolaan utang yang prudent.Asumsi Makro Lainnya: Inflasi, Nilai Tukar, dan Harga Minyak
Selain pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal, Nota Keuangan juga akan memaparkan asumsi-asumsi makro lainnya yang mendasari RAPBN 2026. Di antaranya adalah: * Inflasi: Target inflasi yang diharapkan dapat dijaga agar tetap terkendali, mendukung daya beli masyarakat. * Nilai Tukar Rupiah: Proyeksi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), yang akan memengaruhi daya saing ekspor dan impor. * Harga Minyak Dunia (Oil Price): Asumsi mengenai harga minyak dunia yang akan memengaruhi anggaran energi dan inflasi secara umum.Implikasi Kebijakan Pemerintah
Asumsi-asumsi makro ini akan menjadi landasan bagi kebijakan fiskal dan moneter yang akan diterapkan oleh pemerintah pada tahun 2026. Pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan anggaran untuk mendukung program-program pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga stabilitas ekonomi. Koordinasi yang baik antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Tantangan dan Harapan
Tentu saja, proyeksi ekonomi selalu mengandung ketidakpastian. Faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, geopolitik, dan perubahan iklim dapat memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Pemerintah perlu terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah antisipasi yang tepat. Namun, dengan perencanaan yang matang dan implementasi yang efektif, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Penting untuk diingat: Nota Keuangan yang akan dibacakan Prabowo pada 15 Agustus akan memberikan gambaran yang lebih lengkap dan detail mengenai asumsi-asumsi makro RAPBN 2026. Ikuti terus perkembangan informasi ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang arah kebijakan ekonomi Indonesia di masa depan.