Dua Anggota DPRD Kupang Resmi Jadi Tersangka Pengeroyokan Kabag Keuangan: Kronologi dan Dampaknya
2025-08-26

detikcom
Kupang, Nusa Tenggara Timur – Kabar mengejutkan datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dua anggota DPRD Kupang, Tome Da Costa dan Octo La'a, kini resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pengeroyokan Kabag Umum Setwan. Kejadian yang berlangsung beberapa waktu lalu ini, telah memicu gelombang protes dan kekecewaan dari berbagai kalangan masyarakat.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan yang diperoleh, insiden pengeroyokan terjadi di sebuah lokasi di Kota Kupang. Kabag Umum Setwan menjadi korban aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh Tome Da Costa dan Octo La'a. Pemicu utama dari kejadian ini masih menjadi perdebatan, namun diduga kuat terkait permasalahan internal di lingkungan DPRD Kupang.
Proses Hukum Berjalan
Setelah menerima laporan dari korban, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan tersebut mengarah pada penetapan Tome Da Costa dan Octo La'a sebagai tersangka. Saat ini, keduanya tengah menjalani proses penyidikan untuk mendalami lebih lanjut terkait kasus ini.
Dampak dan Reaksi Masyarakat
Kasus ini tentu saja menimbulkan keprihatinan dan kekecewaan dari masyarakat NTT. Sebagai wakil rakyat, anggota DPRD seharusnya menjadi contoh dalam menjaga ketertiban dan menghormati hukum. Tindakan pengeroyokan yang dilakukan oleh kedua anggota DPRD ini, dinilai telah mencoreng citra lembaga legislatif.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Anggota DPRD seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang melanggar hukum,” ujar seorang warga Kupang, Maria Sidot, saat diwawancarai.
Tuntutan Tegas
Berbagai elemen masyarakat menyerukan agar proses hukum terhadap Tome Da Costa dan Octo La'a ditangani secara transparan dan tegas. Mereka berharap, kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh anggota DPRD untuk lebih menjunjung tinggi etika dan moralitas dalam menjalankan tugasnya.
Pentingnya Pengawasan
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap kinerja anggota DPRD. Masyarakat berharap, lembaga terkait dapat meningkatkan pengawasan untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang melanggar hukum di masa mendatang.
Update Terkini
Hingga saat ini, kedua tersangka masih dalam proses penyidikan. Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk memperkuat kasus ini. Perkembangan terbaru akan terus kami sampaikan kepada Anda.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan yang diperoleh, insiden pengeroyokan terjadi di sebuah lokasi di Kota Kupang. Kabag Umum Setwan menjadi korban aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh Tome Da Costa dan Octo La'a. Pemicu utama dari kejadian ini masih menjadi perdebatan, namun diduga kuat terkait permasalahan internal di lingkungan DPRD Kupang.
Proses Hukum Berjalan
Setelah menerima laporan dari korban, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan tersebut mengarah pada penetapan Tome Da Costa dan Octo La'a sebagai tersangka. Saat ini, keduanya tengah menjalani proses penyidikan untuk mendalami lebih lanjut terkait kasus ini.
Dampak dan Reaksi Masyarakat
Kasus ini tentu saja menimbulkan keprihatinan dan kekecewaan dari masyarakat NTT. Sebagai wakil rakyat, anggota DPRD seharusnya menjadi contoh dalam menjaga ketertiban dan menghormati hukum. Tindakan pengeroyokan yang dilakukan oleh kedua anggota DPRD ini, dinilai telah mencoreng citra lembaga legislatif.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Anggota DPRD seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang melanggar hukum,” ujar seorang warga Kupang, Maria Sidot, saat diwawancarai.
Tuntutan Tegas
Berbagai elemen masyarakat menyerukan agar proses hukum terhadap Tome Da Costa dan Octo La'a ditangani secara transparan dan tegas. Mereka berharap, kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh anggota DPRD untuk lebih menjunjung tinggi etika dan moralitas dalam menjalankan tugasnya.
Pentingnya Pengawasan
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap kinerja anggota DPRD. Masyarakat berharap, lembaga terkait dapat meningkatkan pengawasan untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang melanggar hukum di masa mendatang.
Update Terkini
Hingga saat ini, kedua tersangka masih dalam proses penyidikan. Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk memperkuat kasus ini. Perkembangan terbaru akan terus kami sampaikan kepada Anda.