Latah di Kalangan Gen Z: Fenomena Psikologis atau Ekspresi Diri di Era Digital?

2025-06-19
Latah di Kalangan Gen Z: Fenomena Psikologis atau Ekspresi Diri di Era Digital?
Mudanesia

Latah, sebuah fenomena yang seringkali dianggap aneh dan membingungkan, kembali menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan Generasi Z. Dulu dianggap sebagai gangguan psikologis, kini banyak yang bertanya-tanya, apakah latah di era digital ini hanyalah ekspresi diri atau bentuk adaptasi terhadap tekanan dan stimulus lingkungan yang serba cepat?

Memahami Latah: Perspektif Historis dan Medis

Secara tradisional, latah didefinisikan sebagai suatu kondisi psikologis di mana seseorang secara tidak sadar meniru gerakan atau perkataan orang lain di sekitarnya. Dalam dunia medis, latah sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan tertentu, seperti Tourette syndrome atau gangguan kecemasan. Namun, pandangan ini mulai berubah seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat.

Latah di Era Digital: Lebih dari Sekadar Meniru

Di era digital, fenomena latah muncul dalam bentuk yang berbeda. Kita sering melihat remaja dan dewasa muda meniru tren dance viral di TikTok, menggunakan sound yang sedang populer, atau mengadopsi gaya bicara tertentu yang sedang ngetren di media sosial. Apakah ini bisa disebut latah? Psikolog berpendapat bahwa ini lebih merupakan bentuk ekspresi diri dan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas.

Tekanan Sosial dan Pengaruh Media Sosial

Generasi Z tumbuh besar di tengah gempuran media sosial. Mereka terpapar pada berbagai informasi dan tren yang terus berubah dengan cepat. Tekanan untuk tampil up-to-date dan diterima oleh teman sebaya dapat mendorong mereka untuk meniru perilaku orang lain, bahkan tanpa menyadarinya. Hal ini diperparah dengan algoritma media sosial yang seringkali menampilkan konten serupa, menciptakan echo chamber yang memperkuat tren tersebut.

Antara Ekspresi Diri dan Gangguan Psikologis: Kapan Harus Khawatir?

Penting untuk membedakan antara meniru tren sebagai bentuk ekspresi diri yang sehat dan latah yang mengganggu fungsi sosial dan kehidupan sehari-hari. Jika seseorang merasa tidak mampu mengendalikan dorongan untuk meniru orang lain, merasa cemas atau tertekan karena perilaku tersebut, atau jika latah tersebut menyebabkan masalah dalam hubungan sosial atau pekerjaan, maka perlu berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Kesimpulan: Memahami dan Menerima Perbedaan

Fenomena latah di kalangan Gen Z adalah cerminan dari kompleksitas kehidupan di era digital. Alih-alih mencapnya sebagai gangguan, kita perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti tekanan sosial, pengaruh media sosial, dan kebutuhan untuk berekspresi. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat membantu Generasi Z untuk mengembangkan identitas diri yang kuat dan sehat, serta menghindari dampak negatif dari perilaku meniru yang berlebihan. Penting untuk diingat bahwa setiap individu unik, dan perbedaan harus dihargai dan diterima.

Rekomendasi
Rekomendasi