Kontroversi di Besakih: Penetapan Tersangka Pecalang Picu Protes Keras, Ketua MDA Bali Siap Kirim Surat ke Kapolda

2025-05-17
Kontroversi di Besakih: Penetapan Tersangka Pecalang Picu Protes Keras, Ketua MDA Bali Siap Kirim Surat ke Kapolda
detikcom

Gianyar, Bali - Suasana di Pura Besakih, gunung tertinggi di Bali, kembali memanas menyusul penetapan tersangka terhadap beberapa pecalang (petugas keamanan pura) terkait keributan yang terjadi beberapa waktu lalu. Langkah ini menuai kritik keras, terutama dari tokoh-tokoh agama Hindu di Bali.

Ketua Majelis Daerah Hindu Bali (MDHB), Sukahet, menyatakan bahwa penetapan tersangka terhadap pecalang merupakan tindakan yang mencederai kehormatan mereka. Menurutnya, pecalang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di pura, dan seharusnya mendapatkan dukungan, bukan justru ditersangkakan.

"Kami sangat menyayangkan keputusan ini. Pecalang adalah penjaga pura, mereka adalah garda terdepan dalam menjaga kesucian Besakih. Menetapkan mereka sebagai tersangka sama saja dengan mencederai kehormatan seluruh umat Hindu di Bali," tegas Sukahet dalam sebuah konferensi pers di Gianyar, Selasa (14 Mei 2024).

Keributan di Besakih terjadi pada tanggal [Tanggal Kejadian - Silakan isi tanggal yang tepat], melibatkan sekelompok orang yang diduga melakukan tindakan provokasi. Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan dan menetapkan beberapa pecalang sebagai tersangka, dengan tuduhan [Tuduhan yang diberikan kepada pecalang - Silakan isi tuduhan yang tepat].

Sukahet menjelaskan bahwa MDHB akan segera mengirimkan surat resmi kepada Kapolda Bali, Irjen Pol. Ida Bagus Karyadi, untuk meminta klarifikasi dan mempertimbangkan kembali penetapan tersangka terhadap pecalang. Surat tersebut akan berisi penjelasan mengenai peran dan tugas pecalang, serta dampak negatif dari penetapan tersangka terhadap citra Besakih dan umat Hindu secara umum.

"Kami berharap Kapolda dapat memahami situasi yang sebenarnya dan mengambil tindakan yang bijaksana. Kami tidak ingin masalah ini semakin merusak kerukunan antar umat beragama di Bali," ujarnya.

Reaksi dari Masyarakat

Penetapan tersangka pecalang ini juga memicu reaksi beragam dari masyarakat Bali. Banyak warga yang merasa prihatin dan mengecam tindakan yang dianggap tidak adil tersebut. Beberapa ormas Hindu juga menyatakan dukungan mereka terhadap MDHB dan siap memberikan bantuan hukum kepada para pecalang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Di media sosial, tagar #SavePecalangBesakih menjadi viral, menunjukkan keprihatinan dan dukungan terhadap para pecalang. Banyak warga yang mengunggah foto-foto pecalang yang sedang bertugas, serta menyampaikan pesan-pesan dukungan dan solidaritas.

Pentingnya Dialog dan Musyawarah

Menanggapi kontroversi ini, pihak kepolisian menyatakan bahwa penetapan tersangka dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang ada dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang dapat menghasut atau memperkeruh suasana.

Untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan bijaksana, berbagai pihak berharap agar dilakukan dialog dan musyawarah antara pihak kepolisian, MDHB, tokoh agama Hindu, dan perwakilan pecalang. Tujuannya adalah untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak, serta menjaga kerukunan dan kesucian Pura Besakih.

Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga toleransi dan saling menghormati antar umat beragama di Indonesia. Semoga masalah ini dapat segera diselesaikan secara baik-baik, dan Pura Besakih dapat kembali menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh umat Hindu di Bali.

Rekomendasi
Rekomendasi