Pandemi Global Baru Disepakati WHO, Namun Ketidakhadiran AS Mengusik Keefektifannya

2025-05-20
Pandemi Global Baru Disepakati WHO, Namun Ketidakhadiran AS Mengusik Keefektifannya
Reuters

Geneva, Swiss - Setelah penanganan COVID-19 yang terkesan kurang terkoordinasi, anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengadopsi kesepakatan penting pada hari Selasa untuk lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi global, berbagi informasi, dan memastikan akses yang adil terhadap vaksin dan pengobatan. Namun, absennya Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas perjanjian tersebut dalam implementasi praktisnya.

Kesepakatan ini, secara resmi disebut sebagai “Pandemic Accord,” merupakan hasil negosiasi selama berbulan-bulan yang kompleks. Tujuannya adalah untuk mengatasi kelemahan yang terungkap selama pandemi COVID-19, di mana negara-negara berlomba-lomba mendapatkan pasokan vaksin dan obat-obatan, dan informasi penting seringkali tertunda atau tidak dibagikan secara transparan. Perjanjian ini mencakup berbagai aspek penting, termasuk penguatan sistem peringatan dini, pengembangan kapasitas produksi vaksin dan obat-obatan di negara-negara berkembang, dan pembentukan mekanisme pendanaan global untuk memastikan respons pandemi yang cepat dan merata.

“Ini adalah langkah maju yang signifikan,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers setelah adopsi perjanjian. “Perjanjian ini akan membantu kita membangun dunia yang lebih aman dan lebih sehat, di mana kita dapat menghadapi pandemi dengan lebih baik.”

Namun, ketidakhadiran AS, yang menarik diri dari WHO pada tahun 2020 (walaupun kemudian kembali bergabung), menjadi perhatian utama. AS memiliki peran penting dalam sistem kesehatan global, baik dalam hal pendanaan maupun inovasi teknologi. Ketiadaan AS dalam perjanjian ini dapat menghambat implementasi perjanjian tersebut, terutama dalam hal akses terhadap teknologi dan pendanaan.

Para kritikus berpendapat bahwa perjanjian ini terlalu lemah dan tidak memberikan cukup kewajiban bagi negara-negara anggota. Mereka juga khawatir tentang potensi dampaknya terhadap kedaulatan nasional dan kemampuan negara untuk mengendalikan kebijakan kesehatan mereka sendiri. Namun, pendukung perjanjian ini menekankan bahwa perjanjian ini merupakan kerangka kerja fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing negara.

Masa depan Pandemi Accord masih belum pasti. Negosiasi lebih lanjut diperlukan untuk menyelesaikan detail teknis dan memastikan bahwa perjanjian tersebut dapat diimplementasikan secara efektif. Namun, adopsi perjanjian ini merupakan langkah penting menuju sistem kesehatan global yang lebih kuat dan lebih tangguh. Dunia kini harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pandemi berikutnya tidak menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19.

下拉到底部可发现更多精彩内容