Mantan Presiden Panama, Richard Martinelli, Mendapat Suaka di Kolombia Setelah Bertahun-tahun Mengungsi

Bogotá, Kolombia – Dalam sebuah perkembangan yang mengejutkan, Richard Martinelli, mantan Presiden Panama, telah diberikan suaka oleh Kolombia. Keputusan ini mengakhiri lebih dari setahun Martinelli menghabiskan waktu di kedutaan Besar Nikaragua di Panama City, setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan pencucian uang.
Martinelli, yang menjabat sebagai Presiden Panama dari tahun 2009 hingga 2014, telah lama membantah semua tuduhan terhadap dirinya. Ia meninggalkan Panama pada awal tahun 2023, mencari perlindungan di kedutaan Nikaragua setelah pengadilan Panama menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara atas kasus pencucian uang yang terkait dengan kontrak publik.
Mengungsi di Kedutaan Nikaragua
Selama setahun terakhir, Martinelli dan keluarganya tinggal di kedutaan Nikaragua, yang memberikan perlindungan diplomatik. Situasi ini menjadi perhatian internasional, dengan Panama berulang kali meminta Nikaragua untuk mengekstradisi Martinelli agar dapat menjalani hukuman. Namun, Nikaragua menolak permintaan tersebut, dengan alasan bahwa ekstradisi tersebut akan melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.
Keputusan Suaka Kolombia
Setelah meninggalkan kedutaan Nikaragua, Martinelli melakukan perjalanan ke Kolombia, di mana ia mengajukan permohonan suaka. Pemerintah Kolombia menyetujui permohonannya, dengan alasan bahwa Martinelli menghadapi risiko penganiayaan politik di Panama. Keputusan ini telah memicu kontroversi di Panama, dengan banyak pihak yang mengkritik pemerintah Kolombia atas apa yang mereka anggap sebagai gangguan terhadap proses hukum.
Reaksi di Panama dan Implikasi Masa Depan
Pemerintah Panama telah menyatakan ketidakpuasannya atas keputusan Kolombia dan berjanji untuk mencari cara untuk membawa Martinelli kembali ke negara tersebut untuk menjalani hukuman. Namun, proses ekstradisi dari Kolombia diperkirakan akan rumit dan memakan waktu, mengingat status suaka Martinelli.
Kasus Martinelli menyoroti tantangan yang dihadapi Panama dalam memerangi korupsi dan memastikan supremasi hukum. Sebagai mantan Presiden, Martinelli memiliki pengaruh signifikan dalam politik Panama, dan persidangan serta potensi ekstradisinya telah memicu perdebatan sengit tentang keadilan dan akuntabilitas.
Keputusan Kolombia untuk memberikan suaka kepada Martinelli kemungkinan akan memperburuk ketegangan antara Panama dan Nikaragua, dan juga dapat mendorong mantan pejabat lain yang menghadapi tuduhan korupsi untuk mencari perlindungan di negara lain. Masa depan kasus Martinelli masih belum pasti, tetapi keputusan Kolombia telah secara signifikan mengubah lanskap politik di Panama dan sekitarnya.